Kayla
seorang gadis remaja yang duduk di kelas tiga SMA, memiliki wajah yang
cantik,mata yang indah dan senyuman yang manis. Ia juga seorang gadis remaja
yang cukup lugu dan rendah hati. Memiliki angan-angan yang sangat tinggi. Ia
ingin mewujudkan mimpinya untuk menjadii seorang diplomat.
Pagi itu disekolah, saat ia duduk dikelas 6
SD. Ia bertemu temannya yang bernama Lily. Merekapun mulai
berbincang-bincang.
Tanpa sengaja temannya memperlihatkan gambar sembilan wanita cantik yang
tergabung dalam girl band SNSD yang berasal dari Korea
Selatan.
“Kay,
mana yang kamu sukai?”,
tanya Lily.
“Ini yang aku sukai!”, kata Kayla sambil
menunjuk gambar itu.
“Kay, apakah kamu tau namanya
itu siapa?”, tanya Lily.
“Aku tidak tau Lily”, jawab
Kayla dengan polosnya.
“ Itu namanya Seohyun”, jawab
Lily.
Hari mulai berlalu, semakin hari Kayla
semakin tertarik dengan budaya yang ada
di Korea Selatan. Kayla terus mencari tau tentang budaya yang ada disana. Ia
mencari tau tentang tempat-tempat yang menarik disana, Universitas , girlband
atau boyband , dan masih banyak lagi. Ketertarikannya akan budaya korea membuat
dirinya menjadi seseorang yang sangat fanatik akan sesuatu yang berhubungan
dengan korea.
Saat-saat
ujian nasional sudah mulai dekat, itu adalah akhir dimana ia harus
benar-benar berusaha keras agar bisa meraih nilai yang terbaik dan membanggakan
kedua orang tuanya. Disaat itu ia mulai
melupakan ketertarikannya akan budaya korea dan ia mencoba fokus untuk
ujian nasional.
“Ayah, sementara ini bisa
tidak ayah menyita laptopku?”, tanya Kayla.
“Ada apa Kay? ,kok kamu
menyuruh ayah untuk menyita laptopmu?”, jawab Ayah Kayla.
“Kayla mau fokus dulu ayah
untuk ujian nasional.” kata Kayla.
“Baiklah ayah akan melakukan
itu jika itu yang kamu inginkan.” Kata ayah Kayla.
Beberapa bulan kemudian, setelah Kayla sudah
menyelesaikan ujian nasionalnya ia kembali menggeluti kesibukkaannya untuk
mencari tau berita terbaru tentang semua hal yang berhubungaan dengan budaya korea
“Akhirnya aku bisa kembali lagi ke dalam duniaku, dimana aku bisa
merasakkan kesenangan.” ucap Kayla dalam hati.
Berjam-jam ia di depan laptopnya tanpa
mempedulikkan dunia sekitarnya. Ia seperti sibuk dengan dunianya sendiri.
Ayahnya pun bingung dengan apa yang sedang dilakukan anaknya itu.
“Kay, kamu sedang apa?, kamu gak mau makan?”, tanya Ayahnya heran.
“Nanti saja makannya ayah, Kayla sedang asyik ini.” Jawab Kayla dengan
tenang.
“Iya, tapi Kayla sedang apa sih? Ayah gak mau Kayla sakit”. Tanya
ayahnya penuh perhatian.
“Kayla sedang browsing ini ayah, Kayla udah lama gak update berita
tentang K-Pop”. Jawab Kayla.
“Tapi Kayla tetap harus makan, nanti mama marah lagi”. Kata ayahnya cemas.
“Ayah nanti saja Kayla makannya ya?.” ucap Kayla memelas.
Ibunya pun datang juga ke kamarnya.
“Kayla ayo makan!” kata ibunya.
“Ibu nanti saja ya?” ucap Kayla memelas.
“Tidak, ayo kita makan dulu. Ibu tidak mau anak ibu sakit.” Ucap ibu
Kayla.
Akhirnya Kayla
terpaksa harus meninggalkan kesibukkanya itu dan ikut makan bersama ayah,ibu,
beserta adik dan kakaknya. Itulah Kayla ia selalu saja tidak peduli dengan
dunia sekitarnya jika ia sudah sibuk dengan dunianya sendiri. Ayah dan ibunya
saja sampai heran dan takut anaknya akan terus seperti itu.
Setelah makan
Kayla menonton televisi. Lagi-lagi ia menonton Korean drama, tiada hari tanpa
sesuatu yang tidak berhubungan dengan korea. Ayahnya sampai heran, karena
anaknya seperti tergila-gila akan sesuatu yang berhubungan dengan korea.
“Kay, ayah bingung sama kamu. Apa kamu tidak bosan menonton drama
korea terus?” tanya ayahnya heran.
“Gak ayah”. Jawab Kayla singkat.
Itulah Kayla jika ia sudah sibuk dengan dunianya sendiri ia pasti
tidak akan memperdulikan orang lain yang ada di sekitarnya.
Hari ini adalah
hari penentu bagi Kayla. Hari ini adalah hari dimana akan diumumkan kelulusan
siswa sekolah dasar. Kayla sebenarnya sedikit takut tetapi dia percaya bahwa
nilainya pasti akan memuaskan, karena ia telah belajar sungguh-sungguh.
Ternyata benar, nilai Kayla lumayan tinggi rata-rata disetiap mata pelajaran
mendapat nilai Sembilan.
“Ayah, Kayla mendapat nilai rata-rata di setiap mata pejaran
Sembilan.” Ucap Kayla penuh kegembiraan.
“Iya, anak ayah memang hebat. Ayah bangga punya anak seperti Kayla.”
Ucap ayahnya senang.
Ayah Kayla memang
mengetahui bahwa anaknya itu cukup serius dengan pendidikan.walaupun terkadang
ia khawatir karena anaknya terlalu fanatik dengan budaya korea. Tetapi ia
mengetahui bahwa Kayla bisa membagi-bagi waktunya, dimana ia harus belajar dan
harus bermain atau melakukan kegiatan yang membuatnya terhibur. Ayahnya cukup
percaya terhadap kemampuan anaknya, ia berharap anaknya nantinya akan tetap
bisa mempertahankan prestasinya dan tidak terpengaruh dengan pergaulan yang
justru berdampak negatif padanya.